[postlink]https://eriirawan78.blogspot.com/2014/06/sistem-pendukung-keputusan-untuk.html[/postlink]
METODE
Multi Attribute Decision Making (MADM)
Pada dasarnya, proses Multi Attribute Decision Making (MADM)
dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi,
analisis, dan sintesis informasi. Pada tahap penyusunan komponen-komponen
situasi akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan
spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara menspesifikasikan
tujuan situasi Oi, i=l,…,
t adalah dengan cara mendaftar
konsekuensi-konsekuensi yang mungkin telah teridentifikasi Oi, i=l,…, n. selain itu mulai
disusun atribut-atribut yang akan digunakan ak
, k = l, …, m .
Tahap analisis dilakukan melalui 2 (dua) langkah.
Pertama mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial, kemungkinan dan
ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap
alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari pereferensi pengambil keputusan
untuk setiap nilai dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul. Pada
langkah pertama, beberapa metode menggunakan fungsi distribusi pj(x) yang menyatakan probalitas kumpulan
atribut ak terhadap setiap alternatif al . Konsekuen juuga dapat
ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada
informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada beberapa cara untuk
menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat
dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana untuk menurunkan
bobot atribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas dan pejumlahan
terbobot.
Secara umum, model multi attribute decision making dapat
didefinisikan sebagai berikut (Kusumadewi, 2006):
Misalkan A
= {aj i = l, … , n } adalah
himpunan alternatif keputusan
C = {cj j = l, … , m} adalah himpunan tujuan yang
diharapkan maka akan ditentukan alternatif xo yang memiliki derajat
harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan relevan cj.
Sebagian besar pendekatan
MADM dilakukan 2 (dua) langkah, yaitu: pertama, melakukan agregasi terhadap
keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif
dan kedua, melakukan perengkingan alternatif-alternatif keputusan tersebut
berdasarkan hasil agregasi keputusan.
Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif Ai { i
= 1, 2, … , m} terhadap sekumpulan atrbut atau kriteria Cj { j = 1,
2, … , n} dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang
lainnya. Matriks keputusan alternatif terhadap setiap atribut X, diberikan
sebagai berikut:
Dimana
xij merupakan rating kinerja alternatif ke – i terhadap atribut ke –
j. Nilai bobot yang menujukan tingkat kepentingan relative setiap atribut,
diberikan sebagai W:
W = {wj , wj, …., wn}
Rating kinerja (x) dan nilai
bobot (w) merupakan nilai utamam yang merepresentasikan preferensi absolute
dari pengambil keputusan. Masalah MADM diahkiri dengan proses perankingan untuk
mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan
yang diberikan.
Menurut Kusumadewi (2206 :
74) salah satu metode untuk menyelesaikan masalah MADM adalah dengan Simple Additive Weighting (SAW).
Simple Additive Weighting (SAW)
Metode SAW sering juga
dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW
adalah mencari penjumlahan terbobot dari
kinerja setiap alternatif pada semua atribut (Kusumadewi, 2006). Metode SAW
membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat
dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
|
jika j
adalah attribute biaya (cost)
|
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai
pada atribut Cj : i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n. Nilai
preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut:
Nilai Vi lebih besar mengindikasikan bahwa
alternatif Ai lebih terpilih.
Analisis Dan Perancangan Sistem
Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh STIKOM
Career Center (SCC) adalah
tidak memiliki record kompetensi yang
dimiliki oleh alumni dan data perusahaan, tidak adanya sarana untuk melakuan
penyaringan alumni berdasarkan kompetensi yang dimiliki untuk mengetahui
lowongan yang sesuai sehingga SCC tidak
memiliki informasi-informasi mengenai kompetensi alumni dan jumlah kompetensi
yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Berdasarkan permasalahan
tersebut maka dibutuhkan suatu sistem informasi lowongan pekerjaan berbasis web
yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk menampung data alumni beserta
kompetensi yang dimilikinya dan data perusahaan beserta lowongan pekerjaan yang
akan ditawarkan, juga dapat melakukan
penyaringan kompetensi alumni berdasarkan perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (Saw) dimana setiap kompetensi akan memiliki bobot dan dapat
menghasilkan laporan mengenai jumlah
kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Diagram
use case bisnis menunjukkan interaksi
antara use case bisnis dan aktor
bisnis. Use case bisnis mempresentasikan proses bisnis yang dilakukan,
sedangkan aktor bisnis mempresentasikan peranan (roles) yang dimainkan pada
aktivitas bisnis. Peranan yang dilakukan oleh sesorang atau sesuatu di dalam
ruang lingkup bisnis disebut pekerja bisnis (Sholiq, 2010:20).
Terdapat satu pekerja bisnis yaitu pihak SCC dan dua aktor bisnis yaitu
perusahaan
dan alumni karena berada di
luar organisasi. Pihak SCC
berperan untuk mencetak laporan, mengapprove
lowongan yang masuk, mengakses halaman perhitungan SAW dan memanage master.Untuk perusahaan memiliki
peran untuk melakukan pendaftaran, mengisi lowongan perkerjaan dan mengapprove surat lamaran. Peran alumni
adalah mengaujukan surat lamaran dan mengakses informasi pemberitahuan surat
lamaran.
Flow Of Events Use Case Mengakses Hala-man Perhitungan Saw
Halaman perhitungan SAW ini
mengumpulkan data dari semua lowongan yang suda diterima oleh SCC. Dari lowongan
tersebut dapat dilakukan perhitungan SAW.
Nama Use Case
|
Login
|
|
Kebutuhan terkait
|
Data-data lowongan beserta surat lamaran yang sudah
diajukan oleh alumni akan dikelola menjadi sebuah laporan.
|
|
Tujuan
|
Memperoleh daftar alumni yang paling sesuai dengan
lowongan yang ada.
|
|
Prasyarat
|
Tidak ada.
|
|
Kondisi akhir Sukses
|
Memperoleh daftar alumni yang sesuai dengan
kebutuhan lowongan.
|
|
Kondisi akhir gagal
|
-
|
|
Aktor utama
|
SCC
|
|
Aktor sekunder
|
Tidak Ada
|
|
Pemicu
|
SCC menekan tautan perhitungan SAW.
|
|
Alur utama
|
Langkah
|
Aksi
|
1
|
Membuka
halaman khusus
admin SCC.
|
|
2
|
Menekan tautan daftar lowongan.
|
|
3
|
Menekan tautan daftar perhitungan SAW.
|
|
4
|
Melakukan koneksi ke database.
|
|
5
|
Mengambil data kebutuhan lowongan dan kompetensi
alumni.
|
|
6
|
Melakukan perhitungan SAW
|
|
7
|
Menampilkan hasil perhitungan SAW
|
|
8
|
Use case berakhir.
|
|
Alur perluasan
|
Langkah
|
Aksi Percabangan
|
3.1
|
Menekan tautan view
lowongan.
|
|
7.1
|
Menekan view
CV
|
Perhitungan SAW
Dalam perhitungan SAW setiap kategori meiliki bobot
tersendiri untuk softskill dan minat
kerja memiliki nilai 1(satu) untuk setiap kecocokan yang dimiliki alumni dengan
kebutuhan lowongan. Sedangkan hardskill
memiliki penilaian yang berbeda untuk setiap pilihan. Untuk sangat
mengusai
bernilai 3 (tiga), menguasai
2 (dua), dan sedikit
menguasai bernilai 1 (satu). Dari data mentah di atas dapat
dilakukan perhitungan rata-rata sebagai berikut ini:
Alumni
|
KOMPETENSI
|
||
Hardskill
|
Softskill
|
Minat Pekerjaan
|
|
08.51016.0023
|
6
|
3
|
2
|
06.51016.0091
|
4
|
3
|
0
|
02.39010.0007
|
0
|
1
|
0
|
06.41010.0235
|
4
|
1
|
0
|
Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alumni
di setiap kompetensi merupakan nilai kecocokan (nilai teresar adalah terbaik),
maka semua kompetensi yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.
Matriks yang dibentuk dari tabel kecocokan adalah
sebagai berikut :
Pertama-tama dilakukan normalisasi
matriks z berdasarkan persamaan berikut :
(Jika
merupakan angka 0 maka
akan dianggap 0 juga)
|
Alumni
|
KOMPETENSI
|
||
Hardskill
|
Softskill
|
Minat Pekerjaan
|
|
08.51016.0023
|
|
|
|
06.51016.0091
|
|
|
0
|
02.39010.0007
|
0
|
|
0
|
06.41010.0235
|
|
|
0
|
Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R sebagai berikut :
Proses perankingan diperoleh berdasarkan rumus :
Alumni
|
KOMPETENSI
|
TOT
|
||
Hardskill
|
Softskill
|
Minat Pekerjaan
|
||
08.51016.0023
|
6*1
|
3*1
|
2*1
|
11
|
06.51016.0091
|
4*0.6
|
3*1
|
0*0
|
5.6
|
02.39010.0007
|
0*0
|
1*0.3
|
0*0
|
0.3
|
06.41010.0235
|
4*0.6
|
1*1
|
0*0
|
3.6
|
Dengan menggunakan SAW diperoleh hasil bahwa 08.51016.0023 merupakan
alumni yang paling sesuai dengan lowongan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dibahas adalah hasil
perhitungan SAW dengan menggunakan website
ini akan menampilkan daftar alumni sesuai dengan kompetensinya.
Gambar 1. merupakan tampilan
halaman daftar lowongan yang akan digunakan oleh pihak SCC dalam menentukan
lowongan yang akan menggunakan metode SAW dalam pencarian calon karyawan yang
sesuai.
Dari
halaman daftar lowongan pihak SCC menekan tautan perhitungan SAW. Setelah itu
maka halaman daftar alumni beserta tingkat kecocokan terhadap lowongan tersebut
akan ditampilkan seperti gambar 2.
Gambar
1. Halaman Daftar Lowongan
Gambar
2. Halaman Hasil Perhitungan SAW
Uji coba kasus yang
digunakan adalah mencocokan hasil perhitungan SAW secara manual dibandingan
dengan menggunakan website ini apakah
sudah sesuai atau tidak.
Hasil perhitungan manual
dapat dilihat pada tabel . Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan website dapat dilihat pada gambar
Gambar
3. Halaman Hasil Perhitungan SAW
Dengan demikian hasil inputan dari perusahaan berupa
kebutuhan lowongan dan inputani alumni
berupa kompetensi yang dimilikinya dapat menghasilkan daftar alumni sesuai
dengan kompetensi yang dimilikinya dengan menggunakan metode SAW. Dan hasil
yang didapat dari website sesuai
dengan perhitungan SAW secara manual.
Sedangkan laporan yang dihasilkan merupakan informasi mengenai
jumlah kompetensi yang butuhkan oleh perusahaan dalam setiap lowongan sehingga
admin dapat mengetahui jumlah kompetensi setiap lowongan yang ada.
Gambar
4. Laporan kompetensi dari
setiap lowongan
0 komentar:
Posting Komentar