0
[postlink]http://eriirawan78.blogspot.com/2014/06/sistem-pendukung-keputusan-spk.html[/postlink]

Sistem Pendukung Keputusan ( SPK )

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur [10].
Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur. [10]

Karakteristik dan Nilai Guna
Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah [10]:
  1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
  2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.
  3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.
  4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.
Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah [10]:
  1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.
  2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
  3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
  4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.
Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah [10] :
  1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
  2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).
  3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.
  4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.
Jadi secara dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri atas tiga komponen utama yaitu [10]:
  1. Subsistem pengelolaan data (database).
  2. Subsistem pengelolaan model (modelbase).
  3. Subsistem pengelolaan dialog (userinterface).
Hubungan antara ketiga komponen ini dapat dilihat pada gambar dibawah.
 
Gambar : Hubungan antara tiga komponen sistem pendukung keputusan
Sub sistem pengelolaan data (database)
Sub sistem pengelolaan data (database) merupakan komponen SPK yang berguna sebagai penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dan diorganisasikan dalam sebuah basis data yang diorganisasikan oleh suatu sistem yang disebut dengan sistem manajemen basis data (Database Management System).
Sub sistem pengelolaan model (model base)
Keunikan dari SPK adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. Model adalah suatu tiruan dari alam nyata. Kendala yang sering dihadapi dalam merancang suatu model adalah bahwa model yang dirancang tidak mampu mencerminkan seluruh variabel alam nyata, sehingga keputusan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan oleh karena itu, dalam menyimpan berbagai model harus diperhatikan dan harus dijaga fleksibilitasnya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada setiap model yang disimpan hendaknya ditambahkan rincian keterangan dan penjelasan yang komprehensif mengenai model yang dibuat.
Subsistem pengelolaan dialog (user interface)
Keunikan lainnya dari SPK adalah adanya fasilitas yang mampu mengintegrasikan sistem yang terpasang dengan pengguna secara interaktif, yang dikenal dengan subsistem dialog. Melalui subsistem dialog, sistem diimplementasikan sehingga pengguna dapat berkomunikasi dengan sistem yang dibuat.
Fasilitas yang dimiliki oleh subsistem dialog dibagi menjadi tiga komponen [10]:
  1. Bahasa aksi (action language), yaitu suatu perangkat lunak yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem, yang dilakukan melalui berbagai pilihan media seperti keyboard, joystick dan keyfunction yang lainnya.
  2. Bahasa tampilan (display and presentation language), yaitu suatu perangkat yang berfungsi sebagai sarana untuk menampilkan sesuatu. Peralatan yang digunakan untuk merealisasikan tampilan ini diantaranya adalah printer, grafik monitor, plotter, dan lain-lain.
  3. Basis pengetahuan (knowladge base), yaitu bagian yang mutlak diketahui oleh pengguna sehingga sistem yang dirancang dapat berfungsi secara interaktif.

Sistem Pendukung Keputusan ( SPK )

0
[postlink]http://eriirawan78.blogspot.com/2014/06/sistem-pendukung-keputusan-untuk.html[/postlink]
 
METODE

Multi Attribute Decision Making (MADM)

Pada dasarnya, proses Multi Attribute Decision Making (MADM) dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi. Pada tahap penyusunan komponen-komponen situasi akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara menspesifikasikan tujuan situasi  Oi, i=l,…, t  adalah dengan cara mendaftar konsekuensi-konsekuensi yang mungkin telah teridentifikasi  Oi, i=l,…, n. selain itu mulai disusun atribut-atribut yang akan digunakan  ak , k = l, …, m  .
Tahap analisis dilakukan melalui 2 (dua) langkah. Pertama mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial, kemungkinan dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkin pada setiap alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari pereferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul. Pada langkah pertama, beberapa metode menggunakan fungsi distribusi pj(x)  yang menyatakan probalitas kumpulan atribut  ak   terhadap setiap alternatif  al . Konsekuen juuga dapat ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana untuk menurunkan bobot atribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas dan pejumlahan terbobot.
Secara umum, model multi attribute decision making dapat didefinisikan sebagai berikut (Kusumadewi, 2006):
Misalkan A = {aj  i = l, … , n } adalah himpunan alternatif keputusan
C = {cj  j = l, … , m} adalah himpunan tujuan yang diharapkan maka akan ditentukan alternatif xo yang memiliki derajat harapan tertinggi terhadap tujuan-tujuan relevan cj.
Sebagian besar pendekatan MADM dilakukan 2 (dua) langkah, yaitu: pertama, melakukan agregasi terhadap keputusan-keputusan yang tanggap terhadap semua tujuan pada setiap alternatif dan kedua, melakukan perengkingan alternatif-alternatif keputusan tersebut berdasarkan hasil agregasi keputusan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa masalah MADM adalah mengevaluasi m alternatif Ai { i = 1, 2, … , m} terhadap sekumpulan atrbut atau kriteria Cj { j = 1, 2, … , n} dimana setiap atribut saling tidak bergantung satu dengan yang lainnya. Matriks keputusan alternatif terhadap setiap atribut X, diberikan sebagai berikut:
            Dimana xij merupakan rating kinerja alternatif ke – i terhadap atribut ke – j. Nilai bobot yang menujukan tingkat kepentingan relative setiap atribut, diberikan sebagai W:
W = {wj , wj, …., wn}
Rating kinerja (x) dan nilai bobot (w) merupakan nilai utamam yang merepresentasikan preferensi absolute dari pengambil keputusan. Masalah MADM diahkiri dengan proses perankingan untuk mendapatkan alternatif terbaik yang diperoleh berdasarkan nilai keseluruhan yang diberikan.
Menurut Kusumadewi (2206 : 74) salah satu metode untuk menyelesaikan masalah MADM adalah dengan Simple Additive Weighting (SAW).

Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar SAW adalah  mencari penjumlahan terbobot dari kinerja setiap alternatif pada semua atribut (Kusumadewi, 2006). Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.
Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)
jika j adalah attribute biaya (cost)






Dimana rij adalah rating  kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj : i = 1, 2, …, m dan j = 1, 2, …, n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai berikut:
Nilai Vi lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
Analisis Dan Perancangan Sistem
                   Permasalahan yang saat ini dihadapi oleh STIKOM Career Center (SCC) adalah tidak memiliki record kompetensi yang dimiliki oleh alumni dan data perusahaan, tidak adanya sarana untuk melakuan penyaringan alumni berdasarkan kompetensi yang dimiliki untuk mengetahui lowongan  yang sesuai sehingga SCC tidak memiliki informasi-informasi mengenai kompetensi alumni dan jumlah kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu sistem informasi lowongan pekerjaan berbasis web yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk menampung data alumni beserta kompetensi yang dimilikinya dan data perusahaan beserta lowongan pekerjaan yang akan ditawarkan, juga dapat  melakukan penyaringan kompetensi alumni berdasarkan perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (Saw) dimana setiap kompetensi akan memiliki bobot dan dapat menghasilkan laporan mengenai  jumlah kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Gambar 1. Use Case Diagram  Website SCC
Diagram use case bisnis menunjukkan interaksi antara use case bisnis dan aktor bisnis. Use case bisnis mempresentasikan proses bisnis yang dilakukan, sedangkan aktor bisnis mempresentasikan peranan (roles) yang dimainkan pada aktivitas bisnis. Peranan yang dilakukan oleh sesorang atau sesuatu di dalam ruang lingkup bisnis disebut pekerja bisnis (Sholiq, 2010:20).
Terdapat satu pekerja bisnis yaitu pihak SCC dan dua aktor bisnis yaitu perusahaan dan alumni karena berada di luar organisasi. Pihak SCC berperan untuk mencetak laporan, mengapprove lowongan yang masuk, mengakses halaman perhitungan SAW dan memanage master.Untuk perusahaan memiliki peran untuk melakukan pendaftaran, mengisi lowongan perkerjaan dan mengapprove surat lamaran. Peran alumni adalah mengaujukan surat lamaran dan mengakses informasi pemberitahuan surat lamaran.

Flow Of Events Use Case Mengakses Hala-man Perhitungan Saw

Halaman perhitungan SAW ini mengumpulkan data dari semua lowongan yang suda diterima oleh SCC. Dari lowongan tersebut dapat dilakukan perhitungan SAW.
Tabel 1.  Flow of Events Mengakses Halaman Perhitungan SAW
Nama Use Case
Login
Kebutuhan terkait
Data-data lowongan beserta surat lamaran yang sudah diajukan oleh alumni akan dikelola menjadi sebuah laporan.
Tujuan
Memperoleh daftar alumni yang paling sesuai dengan lowongan yang ada.
Prasyarat
Tidak ada.
Kondisi akhir Sukses
Memperoleh daftar alumni yang sesuai dengan kebutuhan lowongan.
Kondisi akhir gagal
-
Aktor utama
SCC
Aktor sekunder
Tidak Ada
Pemicu
SCC menekan tautan perhitungan SAW.
Alur utama
Langkah
Aksi
1
Membuka halaman khusus admin SCC.
2
Menekan tautan daftar lowongan.
3
Menekan tautan daftar perhitungan SAW.
4
Melakukan koneksi ke database.
5
Mengambil data kebutuhan lowongan dan kompetensi alumni.
6
Melakukan perhitungan SAW
7
Menampilkan hasil perhitungan SAW
8
Use case berakhir.
Alur perluasan
Langkah
Aksi Percabangan
3.1
Menekan tautan view lowongan.
7.1
Menekan view CV

Perhitungan SAW

            Dalam perhitungan SAW setiap kategori meiliki bobot tersendiri untuk softskill dan minat kerja memiliki nilai 1(satu) untuk setiap kecocokan yang dimiliki alumni dengan kebutuhan lowongan. Sedangkan hardskill memiliki penilaian yang berbeda untuk setiap pilihan. Untuk  sangat mengusai bernilai 3 (tiga), menguasai 2 (dua), dan sedikit menguasai bernilai 1 (satu). Dari data mentah di atas dapat dilakukan perhitungan rata-rata sebagai berikut ini:
Tabel 2. Tabel rating kecocokan dari setiap
       alternative pada setiap kriteria
Alumni
KOMPETENSI
Hardskill
Softskill
Minat Pekerjaan
08.51016.0023
6
3
2
06.51016.0091
4
3
0
02.39010.0007
0
1
0
06.41010.0235
4
1
0
               
Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alumni di setiap kompetensi merupakan nilai kecocokan (nilai teresar adalah terbaik), maka semua kompetensi yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.
Matriks yang dibentuk dari tabel kecocokan adalah sebagai berikut :
Pertama-tama dilakukan normalisasi matriks z berdasarkan persamaan berikut :
(Jika  merupakan angka 0 maka  akan dianggap 0 juga)

 







Tabel 3 Tabel normalisasi matriks z
Alumni
KOMPETENSI
Hardskill
Softskill
Minat Pekerjaan
08.51016.0023
06.51016.0091
0
02.39010.0007
0
0
06.41010.0235
0

Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R sebagai berikut :
Proses perankingan diperoleh berdasarkan rumus :

Tabel 4. Tabel pembobotan
Alumni
KOMPETENSI
TOT
Hardskill
Softskill
Minat Pekerjaan
08.51016.0023
6*1
3*1
2*1
11
06.51016.0091
4*0.6
3*1
0*0
5.6
02.39010.0007
0*0
1*0.3
0*0
0.3
06.41010.0235
4*0.6
1*1
0*0
3.6

                Dengan menggunakan SAW diperoleh hasil bahwa 08.51016.0023 merupakan alumni yang paling sesuai dengan lowongan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil yang dibahas adalah hasil perhitungan SAW dengan menggunakan website ini akan menampilkan daftar alumni sesuai dengan kompetensinya.
Gambar 1. merupakan tampilan halaman daftar lowongan yang akan digunakan oleh pihak SCC dalam menentukan lowongan yang akan menggunakan metode SAW dalam pencarian calon karyawan yang sesuai.
Dari halaman daftar lowongan pihak SCC menekan tautan perhitungan SAW. Setelah itu maka halaman daftar alumni beserta tingkat kecocokan terhadap lowongan tersebut akan ditampilkan seperti gambar 2.

Gambar 1. Halaman Daftar Lowongan

Gambar 2. Halaman Hasil Perhitungan SAW

Uji coba kasus yang digunakan adalah mencocokan hasil perhitungan SAW secara manual dibandingan dengan menggunakan website ini apakah sudah sesuai atau tidak.
Hasil perhitungan manual dapat dilihat pada tabel . Sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan website dapat dilihat pada gambar

Gambar 3. Halaman Hasil Perhitungan SAW
Dengan demikian hasil inputan dari perusahaan berupa kebutuhan lowongan dan inputani alumni berupa kompetensi yang dimilikinya dapat menghasilkan daftar alumni sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya dengan menggunakan metode SAW. Dan hasil yang didapat dari website sesuai dengan perhitungan SAW secara manual.
Sedangkan laporan yang dihasilkan merupakan informasi mengenai jumlah kompetensi yang butuhkan oleh perusahaan dalam setiap lowongan sehingga admin dapat mengetahui jumlah kompetensi setiap lowongan yang ada.
Gambar 4. Laporan kompetensi dari
    setiap lowongan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN CALON PELAMAR KERJA DAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING